JATUH CINTALAH






Ketika aku lelah, kufikir istirahat menjadi pilihan yang bijak. Tapi ketika aku terlalu sering meminta istirahat, ternyata kau memilih berjalan lebih dahulu meninggalkan aku di sini.

“Kita sahabatan saja, tidak lebih tidak kurang”, ucapan itu menusuk dan menyesakkan, bahkan bernafas dalam alih-alih mengusir sesak di dada sama sekali tak mempan.

Kau menjauh, aku hanya tertunduk dalam tangis. Susah menahan rindu, sesekali tangan ini nakal tak tahu diri mengirimkan ping! atau sekedar sapaan hai, tapi kau hanya membaca tanpa punya minat membalas.

Ah, ternyata kau sudah move on dengan segala kesibukanmu. Kau berlari terlalu cepat, mencipta jarak dan sekat sebesar mungkin. Aku bisa apa? Hanya berjibaku dengan rindu dan penyesalan. Ah, tidak. Bagaimana bisa aku kalah dengan sangat menyedihkan begini. Kau dengan kesibukanmu juga turut menyurung semangatku untuk menyelesaikan banyak urusan yang sempat terbengkalai oleh kesintingan.

Aku tak seberapa paham tentang sakit dan kecewanya dirimu terhadapku, karena kau menolak untuk menjelaskannya. Aku? Bisaku hanya mengutus kata. Menceracau sekenanya dan sepuasnya atas apa yang sedang aku rasakan. Maaf jika rindu ini mengganggumu.

Maka, sampailah saat ini pada keharusan terhadap kerelaan diri…..

Hai, diri! Jatuh cintalah. Hai Kau, jatuh cintalah pula dengan cepat pada selainku. Agar  kita tak lagi  saling mengaku menjadi yang paling patah hati.

Hai, diri! Jatuh cintalah pelan-pelan, jangan sekaligus. Agar lain kali sakitnya juga tak sekaligus menghancurkan perasaanmu.

Jatuh cintalah pelan-pelan, sembari menata dan meraba kadar kepercayaanmu.

Jatuh cintalah! Sebab sayapmu sudah terlalu lama terkulai, ia rindu mengepak dan terbang mencari celah semesta untuk menemukan perihal keindahan lain dari seninya hidup. Sebab hidup adalah perkara kehidupan yang hakikatnya selalu bergerak dan berubah. Sebab mati perkara berhenti. Dan aku, masih belum mau berhenti sekarang. Hidup ini indah, maka nikmatilah. Jelajahi dunia yang belum disentuh oleh ruang pengetahuanmu, Ls.


Jatuh cintalah. Karena saat sesuau berakhir, ingatlah akan ada sesuatu yang baru di depan kita. Berhenti meratap, mulailah menatap masa depan dengan mantap. Sebab spion tidak pernah lebih besar dari kaca depan pada mobil, menoleh seperlunya, fokus melihat kedepan seluruhnya (Ls).

Komentar