LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA
SEDIAAN SOLIDA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2013
|
PEMBUATAN TABLET : PARASETAMOL
TANGGAL MULAI : 17
SEPTEMBER 2013
TANGGAL SELESAI : 17
SEPTEMBER 2013
I. TINJAUAN TENTANG BAHAN
OBAT
1.
LATAR
BELAKANG BAHAN OBAT
Nama bahan obat : Parasetamol
Nama
kimia : ▪ Acetaminophen
▪ N-acetyl-p-aminophenol
▪ 4-hydroxyacetanilide
▪ N-(4-hydroxyphenyl) acetamide
(Codex 12th ed. page 987)
Struktur kimia :

B. M. : 151,16 (Farmakope Indonesia IV p.649)
Kemurnian : Asetaminofen mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
lebih dari 101,0% C6H9NO2 dihitung terhadap
zat anhidrat. (Farmakope Indonesia IV p.649)
Efek
terapeutik : Analgesik, antipiretik. (Farmakope Indonesia
IV p.649)
Dosis pemakaian : - di bawah satu tahun : 60 mg
- 1-4 tahun : 60 mg-120 mg
- 4-8 tahun : 120 mg-240 mg
- 8-12 tahun : 240 mg
- Single dose 6 jam : 0,7 gm/M2/24 jam, terbagi
menjadi 4-6 dosis
- DL :500 mg/500 mg-2 g
(FI III p. 959)
(FI III p. 959)
-
2.
TINJAUAN
FARMAKOLOGI BAHAN OBAT (FKUI
farmakologi dan terapi hal. 238)
·
Farmakodinamik:
Efek analgesik parasetamol
serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai
sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga
berdasar efek sentral seperti salisilat. Parasetamol memiliki efek
anti-inflamasi yang lemah, juga merupakan penghambat sintesis PG yang lemah.
● Farmakokinetik :
Parasetamol
diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam
waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam.
● Efek samping :
Reaksi alergi terhadap derivat para-aminofenol jarang
terjadi. Manifestasinya berupa eritema atau urtikaria dan gejala yang lebih
berat berupa demam dan lesi pada mukosa. Penggunaan semua jenis analgesik dalam
jumlah besar secara menahun terutama dalam kombinasi dapat berpotensi
menyebabkan nefropati analgesik.
● Toksisitas akut :
Nekrosis hati,
tubulus renalis, koma hipoglikemik, hepatotoksik (pemberian dosis tunggal 10-15
g, 200-250 mg/kg berat badan parasetamol).
● Kontra Indikasi :
Pasien dengan
kerusakan ginjal, kelainan fungsi hati, dialisis, dianjurkan tidak menggunakan
parasetamol karena konsentrasi plasma dengan glukoronida dan konjugat sulfat
dari parasetamol akan meningkat dan akan memperparah kerusakan ginjal.
(Martindale, The Extra Pharmacopeia.30th
edition page 271)
3.
ORGANOLEPTIS (Codex, 12th ed. p. 988)
- Warna : serbuk kristal putih
- Bau : tidak berbau
- Rasa : agak pahit
4.
MIKROSKOPIS
Bentuk kristal : hablur kristal prisma
monoklinik besar (Bio Waiver Monographis for immediate)
Sangat elastis, sulit
dikompresikan dengan arah kristal sama (Release Solid Oral Dosage Form:
Aceminophen (Paracetamol) p.5)
5.
KARAKTERISTIK
FISIK / FISIKOMEKANIK
1. Titik lebur : 169ºC-170,5ºC (Merck
Index 12th ed. page 48)
2. Bobot jenis : pada suhu 21ºC d214
: 1,293 (Merck Index 12th ed.
page 48)
3. Ukuran / distribusi
ukuran partikel : 2 – 6 µm
4. Sifat alir : jelek karena parasetamol
memiliki kelautan yang buruk dan permeabilitas rendah.
5.Kompaktibilitas : jelek (Lachman,
Pharmaceutical Dosage Form)
sampel
|
Kekerasan (kP)
|
A
|
|
B
|
|
C
|
|
Kesimpulan:
6. Higroskopisitas : parasetamol menyerap uap
air dalam jumlah yang tidak signifikan pada suhu 25ºC, pada kelembaban relatif
meningkat sekitar 90%. (Codex 12th
ed. page 989)
7. Polimorfisme : tiga bentuk metastabil dari acetaminofen yaitu:
orthorombik asetaminofen untuk pembuatan tablet, dan monoklinik asetaminofen
dengan ukuran lebih kecil dan termodinamik yang stabil.
6.
KARAKTERISTIK
FISIKOKIMIA
● Kelarutan :
- dalam air =
1: 70 - dalam
aseton = 1: 13
- dalam air mendidih = 1:
20 - dalam gliserol = 1: 40
- dalam etanol =1: 7 - dalam
propilenglikol = 1: 9
- larut juga dalam metanol, dimetilformamid, etilen diklorida, etil
asetat, dan dalam alkali hidroksida.
- sangat
tidak larut dalam eter dan kloroform.
(Codex 12th ed. page 988)
● pKa :
9,5 pada 25ºC (Codex 12th ed. page 988)
● Profil
kelarutan terhadap pH : dalam larutan jenuh pH 5,3 - 6,5
(Codex 12th ed. page 988)
● Laju
disolusi : dalam 30 menit harus terlarut tidak kurang dari 80% C8H9NO2
dari jumlah zat yang tertera di etiket. Media disolusi 900 ml buffer fosfat pH 5,8 Apparatus 2 pada 50 rpm. (Farmakope Indonesia IV p.650)
·
Kelas BCS : kelas 4 (low
solubility and low permeability)
● Koefisien partisi : calculation using fragmentation methods based on
atomic constribution to lipophilicity and using the clog p program gave values
of 0,31: 0,49: 0,89
7.
STABILITAS
1. Stabilitas bahan padat
- terhadap suhu : stabil pada suhu 450C
- terhadap cahaya : tidak stabil
- terhadap kelembaban : mampu menyerap uap air dalam jumlah yang tidak signifikan pada 25°C, pada kelembaban relatif naik
hingga sekitar 90%. (Codex 12th ed. page 989)
2. Stabilitas larutan (Codex
12th page 989)
- terhadap
pelarut : sangat stabil dalam air
- terhadap
pH : hidrolisis minimum terjadi pada pH = 5-7 pada
suhu 250C, T ½ parasetamol. Pada pH 2; 5; 6; 9 adalah
0,73; 19,8; 21,8; 2,28 tahun.
- terhadap cahaya :tidak stabil
terhadap cahaya.
- terhadap oksigen : relatif stabil
terhadap oksidasi kecuali bila terhidrolisis menjadi p-aminofenol sebagai kontaminan, dan bila terpapar
kondisi lembab p-aminofenol terdegradasi menjadi Quinonimine dan akan berwarna
merah muda, coklat, hitam.
8.
INKOMPATIBILITAS
DENGAN EKSIPIEN
Parasetamol tidak
terdekomposisi dengan kebanyakan bahan tambahan, tetapi dengan adanya
p-aminofenol dalam parasetamol akan bereaksi dengan
serbuk besi pada kadar rendah, menyebabkan warna merah muda (Pharm. Dosage Form Tablet
Vol. 1 page 362)
9.
PROSEDUR
PENETAPAN KADAR (FI IV p.650)
Larutan baku : timbang
seksama sejumlah parasetamol BP FI, larutkan dalam air hangat hingga kadar ± 12 mg/ml
Larutan uji : timbang seksama ± 120 mg. Masukkan ke dalam labu ukur
500ml, larutkan dalam 100ml metanol p. Encerkan dengan air sampai tepat tanda.
Masukkan 5ml larutan ke dalam labu ukur 100ml, encerkan dengan air ad tanda dan
campur. Ukur serapan larutan uji dan baku pada l maksimum 244 nm terhadap air sebagai
blanko.
Hitung
jumlah dalam mg C8H9NO2 dengan rumus 10 C (Au/As),
dengan C = kadar parasetamol BPFI (mg/ml), Au = serapan larutan uji, As = serapan
larutan baku
10.
RANCANGAN
KEMASAN PRIMER DAN SEKUNDER
KEMASAN PRIMER : botol kaca, berwarna
coklat atau gelap dan tertutup rapat.
Isi:
- Nama obat jadi - nomor batch
- Bobot netto - tanggal kadaluarsa
- Komposisi obat - nomor registrasi
- Nama pabrik - cara penyimpanan
- Indikasi - bentuk sediaan
- Kontra indikasi - logo golongan obat
- Dosis - Peringatan
- Aturan pakai
KEMASAN SEKUNDER : kotak kardus dengan
tulisan nama obat jadi, bobot netto, bentuk sediaan, komposisi obat, dosis, nama pabrik, indikasi,
kontra indikasi, efek samping, aturan pakai, no. Registrasi, no. Batch, tanggal
kadaluarsa, cara penyimpanan, logo golongan obat.
11.
RANCANGAN
BROSUR
Isi:
-
Komposisi -
logo golongan obat
-
Dosis -
netto
-
Nama obat jadi - cara
kerja obat
-
Farmakologi -
bentuk sediaan
-
Indikasi -
aturan pakai
-
Kontraindikasi -
interaksi obat
-
efek
samping - penyimpanan
-
peringatan
dan perhatian - kemasan
-
no. Registrasi -
no. batch
-
nama pabrik
12.
PENENTUAN
WAKTU KADALUARSA
1. dicari
data t1/2
terbesar pada suhu tertentu
2. dicari orde reaksi
yang diikuti bahan aktif ( parasetamol mengikuti reaksi orde kesatu semu)
3. dihitung harga k
(konstanta kecepatan reaksi) dengan rumus :
- log (Co – Ct) = log Co – k.t/2,303 , saat t1/2 ® Ct = 1/2 Co
- log 1/2 Co =
log Co – k.t/2,303 , k = log 2 x 2,303/
t1/2
4.
dihitung
waktu saat bahan aktif tinggal 90% (t90) dengan rumus ® t90 = log 0,9 x 2,303/ -k
II.
ALTERNATIF
– ALTERNATIF METODE PEMBUATAN
· Permasalahan Parasetamol :
1. Memiliki sifat alir dan
kompatibilitas yang kurang baik
2. Bahan aktif tidak stabil dari
cahaya
3. Bahan aktif dapat mengalami
· Cara mengatasi permasalahan:
1. Digunakan metode granulasi
basah untuk mengatasi sifat alir dan kompatibilitas
2. Disimpan dalam wadah
3. Digunakan botol tertutup
rapat
· Formula baku
1. (Remington The Science and Practice of Pharmacy
21th XV
edition page 912)
Granulasi basah
Jumlah
Per Tablet Jumlah Per 10.000 tab
R/ Acetaminophen 300 mg 300
g
Polyvinylpirolidon 32,50 mg 225 g
Laktosa 61,75 mg 617,5 g
Alkohol 3A – 200 proof 4,50 mg 45
g
Stearic acid 9,00 mg 90 g
Talk 13,50 mg 135 g
Corn starch 43,25 mg 432,5 g
(Amylum Maydis)
Cara
peracikan :
Campur homogen
acetaminophen, PVP, dan laktosa bersama – sama. Ayak dengan ayakan no. mesh 40.
Tambahkan alcohol perlahan dan aduk yang baik. Ayak granul kering dengan ayakan
no. mesh 4. Keringkan granul pada 50°C
semalam. Ayak granul kering dengan ayakan no. mesh 20. Ayak asam strearat,
talk, dan starch jagung dengan ayakan no. mesh 60. Untuk mencampur dengan
granul digunakan tumbling mixer.
Dibentuk tablet dengan punch cekung standar 7/6
inchi. 10 tablet punya berat 4,5 gram.
2. (Lieberman,
Lachman, Schwaitz, Pharmaceutical Dosage Form Tablet User 2nd ed page 120)
R/ Acetaminophen 325 mg
Pseudoephedrine HCl 30
mg
Chlorpheniramine Maleas 2 mg
10% gelatin – 5% PEG 6000 q.s
aqueous
solution
Starch
1500
15 mg
Stearonet
C
15 mg
Mycrocrystalline
cellulose 30 mg
Silica
aerogel 0,2 mg
Cara
peracikan :
Campur Acetaminophen, Pseudoephedrine HCl,
Cholpheniramine Maleas, dan sukrosa, lalu buat granul dengan gelatin dan
larutan 5% PEG 6000, ayak massa basah dengan ayakan. Keringkan pada 130°-140°F dengan ukuran 12 mesh. Campurkan silica
aerogel, starch 1500, dan mycrocrystalline cellulose kemudian campurkan selama
15 menit. Terakhir tambahkan stearonet C dan campurkan selama 3 menit. Tekan dengan menggunakan punch standar
7/16 inchi.
3.(Prof. Dr. Charles J. P. Siregar, M. Sc.,
Apt. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet “Dasar-dasar Praktis”. Buku kedokteran
EGC. P. 410)
Contoh formulasi tablet kunyah acetamonifen
(granulasi basah)
R/ Manitol FI IV 720,0
mg
Aspartam
6,0 mg
Asetaminofen
(granul kasar) 120,0 mg
Larutan
pengikat 21, 6 mg
Minyak
permen 0,5 mg
Syloid
2 44 0,5 mg
Banana,
permaseal F-4932 2,0 mg
Anise,
permaseal F-28.37 2,0 mg
Natrium
klorida (serbuk) 6,0 mg
Magnesium
stearat 27,5 mg
Total
906,0 mg
*) Terdiri atas 5,4 mg akasia dan 16,2 mg gelatin.
Mula-mula siapkan larutan pengikat:
Acasia
(serbuk) 15 g
Gelatin
(granul) 45 g
Aquadestilata
ad 400 ml
Cara peracikan:
Ayak
manitol dan aspartam melalui pengayak 40 mesh. Campur seksama dengan
asetaminofen. Menggunakan 180 ml larutan pengikat per 1000 tablet, lakukan
granulasi basah lalu keringkan granul selama semalam pada 140-1500F.
Ayak melalui pengayak 12 mesh. Absorpsikan minyak permen pada Syloid 244 dan
campur dengan penambah rasa dan natrium klorida. Aduk campuran penambah rasa
ini, keringkan granul, dan tambahkan Magnesium stearat. Kempa campuran pada
pons ½ inci, permukaan datar, pinggir bersiku, dengan kekerasan dari 12 sampai
15 kg.
III. FORMULA
YANG DIBUAT
No.
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
% rentang pemakaian
|
% yang dibuat
|
Jumlah tiap tablet
(mg)
|
Jumlah
500 tablet
(gr)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Parasetamol
PVP K25
SSG/Primogel
MCC
Laktosa
Mg Strearat
Talk
Aquadest
|
Bahan aktif
Pengikat
Disintegran
Pengisi
Pengisi
Lubrikan
Glidan
Pelarut
|
2-8
1-5
|
76, 92
1
2
10,22
8,36
1
0,5
0,01
|
500
6,5
13
66,4125
54,3375
6,5
3,25
0,1
|
250
3,25
6,6
33,2063
27,1687
3,25
1,625
50
|
*) Fungsi:
1. pengisi : meningkatkan masa (bulk) tablet, sehingga
sesuai untuk dikompresi.
2. Pengikat : meningkatkan kohesivitas serbuk untuk
membuat granul yang pada proses kompresi dapat membuat masa tablet yang kompak
3. Disentegran : memudahkan
hancurnya tablet setelah kontak dengan cairan GIT
4. Lubrikan : memperbaiki friksi anti granul/tablet
dengan dinding die sat kompresi.
5. Glidan : memperbaiki
aliran granul/campuran serbuk.
Bagian formulasi dan
pengembangan produk,
No.
|
NAMA
|
T.T.
|
1.
|
|
|
2.
|
|
|
makasih sudah share ya mba.
BalasHapusberguna banget nih :)
iya sama-sama. senang bisa membantuuu ^_^
Hapus