Pernah makan
malam sendiri? Sendirian ditengah ramainya pengunjung. Mungkin sebagian orang
akan menghindarinya dan tak menyukainya. Tapi bagi sebagian yang lain,
menyendiri terkadang menjadi pilihan yang sangat menarik.
Makan sendiri diantara ramainya pengunjung tempat makanan cepat saji dengan ditemani laptop beserta wifi-nya. Apa lagi yang kurang? Kurang lengkap tanpa teman hidup? Ah, hidup itu tak melulu tentang orang lain. mungkin benar, aku yang sering menyendiri, melakukan banyak hal sendiri, bahkan menjelajahi jalanan Surabaya di malam hari juga sendirian. Tak apa sendiri selama tak merasa sendirian. Kadang, salah satu alasanku berjalan sendirian lalu mencari tempat ramai untuk menyendiri adalah karena aku tak sanggup menahan godaan kesendirian di kamarku. Sendiri tetaplah sendiri tak peduli dimanapun, mungkin benar. Tapi bagiku tempat menyendiri juga berpengaruh pada sensasi perasaan yang ditimbulkan. Buktinya, aku lebih sering sinting merasa depresi ketika sendirian di kamar dari pada sendirian di tempat publik.
Banyak hal
yang menyergap pikiranku, saling mendesak untuk mencuri perhatian porsi besar
di otakku. Apa yang sedang gadis itu lakukan, duduk sendirian memegangi hp-nya
sedari tadi, lebih lama dari aku yang baru saja menghabiskan makan malam dan
mcflurry kesukaanku. Apa yang sedang aku lakukan di sini, menjentikkan ujung
jari jemari di atas keyboard entah curhatan macam apa yang sedang aku
tuliskan. Ya, setiap manusia pasti
memiliki kepentingan dan urusannya sendiri. Dan ya, kali ini seorang teman
datang menghampirinya dan langsung menyerbunya dengan berbagai cerita, penuh
gairah, tawa dan kadang dibubuhi intonasi tinggi. Bahasa baik verbal maupun
non-verbal memang ujung tombak komunikasi manusia, sejauh ini. Bagaimana jika
budaya komunikasi di masa depan berubah seperti yang PK lakukan di planetnya? Tak
ada kebohongan atau intrik licik dalam berkomunikasi karena di dasarkan pada
komunikasi antar pikiran. Ah, terlalu berhayal mungkin ya. Hehe.
Manusia....
apa yang menjadikannya sebagai makhluk superior di bumi, diakui dan mengakui
diri sebagai khalifah. Saling berlomba menjadi penguasa dan pimpinan. Saling mempengaruhi
dan saling memanfaatkan satu sama lain. Namun sekarang, sekedar menjadi
penguasa atau pemimpin dirasa tak lagi mencukupi. Berbagai keterbatasannya
mulai membuatnya gusar, tak suka dengan tubuhnya yang memiliki batas (dibatasi
umur, kemampuan, kekuatan, daya ingat, daya jangkau, daya tahan). Bagaimana jika
manusia di masa depan dapat mengabaikan penuaan dan umur? Bagaimana jika
manusia masa depan dapat meningkatkan daya ingatnya, dapat mengantisipasi
serangan penyakit bahkan tak lagi membutuhkan mobil atau motor untuk media
transportasinya? Segala hal itu menjadi sangat mungkin.
Sejak beberapa
bulan yang lalu, sejak menerima kuliah pengantar Bioteknologi dari Prof. Gun,
pikiranku melayang jauh mengikuti arus pemikirannya tentang perkiraan kehidupan
masa depan. Lalu aku teringat sebuah buku yang dulu belum sempat aku
selesaikan, buku karya Yasraf Amir Piliang yang berjudul “Post-Realitas” (yang
baru selesai aku baca sore ini), dan sebuah buku karya Samuel Huntington “Benturan
Antar Peradaban”. Disusul kemudian “Sword Art Online”, “009-Cyborg”, dan “Matrix”,
kesemua anime/film dan buku itu membuat pikiranku hampir meledak. Awalnya yang
terlintas di pikiranku, bagaimana jika aku memuat novel (karena menulis buku
ilmiah tentang hal tersebut ku rasa masih belum memiliki kapasitas). Satu persatu
gumpalan ide itu membentuk jaring laba-laba akan kerangka ceritanya. Bahkan aku
mulai gila hanya memikirkan nama pemeran dan seting tempatnya.
Manusia. Akan
seperti apa kelanjutan nasib manusia di masa depan?
Hei, kau! Siap
mendengarkan ocehan sintingku lagi? Kali ini tentang kerangka atau alur singkat
dari sebuah novel yang aku rencanakan.
Suatu hari
nanti.... akan dijumpai manusia dan yang menyerupainya, cyborg si manusia
super. Manusia tak ingin sakit jantung,
disisipkan dalam tubuhnya alat pemacu jantung atau jantung artifisial. Livernya
mulai rusak, dilakukan cangkok hati. Kakinya diamputasi, digunakan kaki palsu
dari bahan organik sintetik menyerupai kulit dan tak lagi sekaku kaki palsu
jaman sekarang, dimana pada kaki palsu tersebut dapat saja ditambahkan fungsi
lain sebagaimana yang biasa terlihat pada film-film hollywood, turbo/jet pada
kaki, atau kaki yang dapat memanjang dan elastis dalam rangka pertahanan diri
atau kepentingan kemiliteran.
Manusia tak
ingin mati, maka tubuhnya dibongkar dan disisipkan berbagai macam alat dalam
upaya pembentukan keabadian tubuh tanpa khawatir keropos dimakan usia dan
penuaan. Seorang manusia/cyborg perempuan di masa depan dapat saja 1000 kali
lebih kuat dari laki-laki dengan penambahan kekuatan super. Dapat saja
mendobrak patriarki. Dapat kembali membalik sejarah, dimana kaum perempuan tak
lagi dikungkung dengan berbagai batasannya.
Keinginan
manusia untuk menjadi abadi akan membawanya pada suatu masa dimana tubuh alami
berubah menjadi tubuh penuh modifikasi guna mendukung kesuperannya, super tanpa
dibatasi kelemahan manusia baik secara fisik dan psikologis. Secara fisik,
tubuh manusia itu lemah, mudah terluka, rentan terkena penyakit, keterbatasan
penglihatan, daya ingat, dan daya tahan. Secara psikologis, manusia memuliki
nafsu dan emosi yang dapat saja menjadi hambatan dalam proses kesuperannya,
segala sifat amarah, sombong, labil, ketergesaan, bahkan perasaan cinta akan
diminimalisir. Proses tranformasi manusia ini mungkin saja akan menyebabkan
reduksi atau degradasi sifat humanismenya, namun dilain sisi juga dibutuhkan
dalam membangun dunia baru.
Bahkan, di
masa depan manusia dapat meminimalisisr ruang fisik dalam latihan fisiknya. Sebagaimana
di film “Matrix”, olahraga atau peningkatan pengatahuan yang berkenaan dengan
kemampuan fisik dapat di transfer atau di download, berlatih dalam dunia virtual
dimana segenap kemampuan dan pengetahuan diterjemahkan dalam bit-bit informasi
yang ditanamkan di otak manusia.
Di masa
depan, belajar mungkin tak butuh sekolah formal lagi. Segala informasi dapat di
transfer atau di download seenaknya. Tubuh manusia akan serupa komputer, apapun
yang kita ingin tau dapat kita ketahui secepatnya dan dapat diingat selama yang
dimau. Daya ingat manusia dapat ditingkatkan beratus kali lipat. Mungkin selama
ini, konon katanya manusia hanya menggunakan kemampuan otaknya sebesar 5%,
dimasa depan manusia dapat meningkatkan kemampuan otaknya hingga melampaui 100%
dengan bantuan organ artifisial.
Manusia masa depan dapat tak mati, segenap kesadaran dan daya pikirnya dapat ditanamkan pada tubuh artifisial, dimana kesadarannya dapat terus berkembang meski berpisah dengan jasadnya. Kemampuan, kesadaran, pikiran dan kemauannya dapat terus berkembang selama kesadarannya tetap online. Tubuh artifisial akan seperti komputer atau hp, dimana cukup diisi energi dan pulsa, ia dapat memprogram paketan data pada tubuhnya sendiri untuk terus online dan berkembang. Tubuh artifisial ini tidak akan mati selama terisi energi, pulsa, dan online. Tidak akan terkena penyakit, penuh dengan kemampuan yang diinginkan, dan invertil.
Dimasa depan,
manusia dapat saja memiliki hewan peliharaan yang unik-unik, semisal gajah
seukuran kucing, jerapah seukuran anjing, atau bahkan pinguin yang dapat
tinggal didaerah panas. Bioteknologi dapat memungkin semua itu terjadi meski
akan sedikit membuat kekacauan pada taksonominya.
Dimasa depan,
manusia dapat memanfaatkan teknologi nanofoton sebagai sarana transportasinya. Berpindah
dari satu tempat ke tempat yang lainnya secepat foton. Tidak butuh kendaraan
bermotor, mengurangi polusi asap, solusi global warming (meski mungkin akan
muncul masalah lainnya). Manusia dimasa depan tidak butuh makan, tubuh
artifisialnya ditanam semacam panel surya dimana energinya dapat diisi dengan
tenaga matahari atau pula dari listrik.
Manusia masa
depan akan semakin berpacu dengan waktu, dimana segenap informasi berpacu dalam
hitungan milisekon. Mobilisasi kehidupannya akan sangat cepat. Melampaui batas
negara, melampaui status kenegaraan. Manusia masa depan tidak butuh uang secara
fisik lagi, segenap transaksi hanya dibayar dengan uang elektronik. Belanja ini
tinggal gesek, membayar hutang atau gaji tinggal transfer. Tidak butuh lagi
dompet untuk menyimpan uang.
Bagaimana menurutmu?
Kehidupan macam itu menyenangkan? Ya, memang setiap segala sesuatu didunia ini
ada sisi negatif dan positifnya. Tinggal bagaimana manusia dengan kekuasaannya
untuk mengendalikan da mengarahkan akan kemana kehidupan masa depannya. Berfantasi
boleh saja bukan? (Ls).
Komentar
Posting Komentar