Dalam dunia
tumbuhan, ganggang termasuk Tallopyta
yang dalam eksistensinya mempunyai banyak peran terhadap dunia kefarmasian,
diantaranya, Chlorella sebagai sumber karbohidrat dan protein, ganggang coklat
penghasil asam alginat, sebagai bahan campuran es krim, cat, obat-obatan,
lateks sintetis, sumber I2 (iodium) dan K (kalium).
Namun layaknya
mata uang yang mempunyai dua sisi yang berlawanan, diantara yang dapat
dianfaatkan tersebut terdapat pula yang dapat merugikan entah dari asalnya yang
memang sudah beracun ataukah yang asalnya tak beracun karena terinfeksi menjadi
beracun seperti pada contoh kasus “Blooming Algae”. Blooming algae tersebut terjadi karena
buangan domestik seperti limbah yang meningkatkan konsentrasi nutrien, fosfor
dan silikat, nitrogen, serta nitrat hingga terjadilah peristiwa naiknya massa
air dan mengamuklah perkembangan alga seperti yang terjadi di Teluk Jakarta
yang kelimpahannya mencapai dua juta sel per liter air.
Pencemaran
perairan oleh alga di bagi dua, yaitu pada perairan tawar dan laut. Diantara
yang berperan besar terhadap pencemara air pemukaan tawar adalah : Anabaena,
Chlorella, Oscillatoria, Spirogyra, Nodularia, Mycrocystic, Clamydomunas, dan
Euglena. Alga yang mencemari air permukaan menyebabkan kematian hewan
akuatik, penyebab umumnya karena kurangnya O2 terlarut dan zat beracun. Dan
diantara yang bertanggung jawab atas pencemaran laut adalah : Alexandrium
tamarense, Gambierdiscus, Prorocentrum, Pfiesteria piscicida, Gymnodinium,
Dictyocha, Aureococcus, Pseudonitzschia.
Mayoritas
dari alga beracun berasal dari kelompok Dinoflagellata (Pyrophyta) yang bertanggung
jawab besar atas kematian massal biota laut, keracunan bahkan kematian pada
manusia jika dikonsumsi, yaitu :
·
Alexandrium sp
Biasanya menyerang kerang dan kepiting. Racun yang
dihasilkan adalah saxitoxin yang dapat menyebabkan kanker hati. Racunnya
bersifat neurotoxic atau PSP (paralystic shellfish poisoning),
menyerang sistim syaraf, berdaya bunuh
1.100 kali dibanding sianida, sedang bisa ular kobra saja hanya 500 kali.
·
Ptychodisus
Racunnya disebut Brevitoxin, menyerang ikan dan
kerang saat “Red Tide”. Racunnya dapat menyebabkan NSP (Neurotoxic
Shellfish Poisoning).
·
Gambierdiscus toxicus
Racunnya disebut Ciguatoxin (C35H65NO8) yang
menyebabkan ciguatera, yaitu toksisitas pada ikan di hati, jeroan dan
otot sehingga terjadi gangguan kardiovaskuler yang berpengaruh pada saraf
periferal dan sentral jika dikonsumsi oleh manusia.
·
Dinophysis fortii
Sejenis Fyrophyta yang memproduksi akadaic
acid yang menyerang kepan dan remis. Jika dikonsumsi manusia menyebabkan diarrhetic
saraf pusat, promotor tumor.
·
Nitzhia pungens
Memproduksi domoic acid (asam amino
neurotoksik) yang menyebabkan keracunan amnestic saraf pusat yang
biasanya terdapat pada remis, racun ini mengikat reseptor glutamat di otak yang
selanjutnya menyebabkan rangsangan yang terus menerus pada sel saraf hingga
terbentuklah luka.
Nah, setelah mengenal alga
beracun harusnya kita lebih berhati-hati karena sebagian dari alga beracun
tersebut dapat tumbuh parasit pada ikan dan biota laut lainnya. Jadi, sangat
bijak jika tak begitu saja kita mendzalimi diri sendiri dengan mengkonsumsi racun,
kehati-hatian jauh lebih baik, bukan ? (Ls)
Reference : http://blog.its.ic.id
Komentar
Posting Komentar